LUNTURNYA
NILAI PANCASILA DI ERA GLOBALISASI
oleh: Bibit Dwi Prastyorini
A.
Nilai
Pancasila di dalamnya mengandung nilai-nilai
universal (umum) yang dikembangkan dan berkembang dalam pribadi manusia-manusia
sesuai dengan kodratnya, sebagai makhluk pribadi dan makhluk sosial. Dalam
kehidupan, manusia selalu terikat dengan nilai.
Dalam Kamus Purwadarminta dikatakan nilai adalah:
a) harga dalam hal taksiran, misalnya nilai intan, b) harga sesuatu, misalnya
uang, c) angka kepandaian, d) kadar, mutu, e) sifat-sifat atau hal-hal yang
penting atau berguna bagi kemanusiaan, misal:nilai-nilai agama.
Menurut
Plato nilai merupakan dunia konsep, dunia ide, dunia universal dan dunia nilai
merupakan dunia senyatanya dan tetap. Hakekat nilai lebih utama dari pada
pemahaman psikologis. Pendapat lain menyatakan bahwa, nila hanya ditentukan
oleh subyek yang menilai dan obyek yang dinilai. Misal batu permata intan.
Intan memang mempunyai nilai, tetapi nilai intan itu baru menjadi kenyataan
jika ada subyek yang menilainya. Selama belum ada yang subyek yang menilai,
maka obyek tersebut tidak bernilai. Demikian nilai dari sesuatu atau hal
ditentukan oleh hasil interaksi antara subyek yang menilai dan obyek yang
dinilai.
Nilai hakikatnya melekat pada subyek yang menilai, bukan obyek yang dinilai karena pandangan masing-masing orang pada satu obyek berbeda-beda. Miasalnya pemandangan pegunungan. Ada yang berpendapat bahwa pemandangan tersebut sangat indah, ada juga orang yang berpendapat bahwa pemandangan tersebut biasa-biasa saja. Hal ini membuktikan nilai tidak melekat pada obyek.
Nilai hakikatnya melekat pada subyek yang menilai, bukan obyek yang dinilai karena pandangan masing-masing orang pada satu obyek berbeda-beda. Miasalnya pemandangan pegunungan. Ada yang berpendapat bahwa pemandangan tersebut sangat indah, ada juga orang yang berpendapat bahwa pemandangan tersebut biasa-biasa saja. Hal ini membuktikan nilai tidak melekat pada obyek.
B.
Kandungan Nilai-Nilai
Pancasila
Hakikat Pancasila adalah Pancasila sebagai
pandangan hidup bangsa dan Pancasila sebagai dasar Negara. Pancasila sebagai
dasar Negara merupakan nilai dasar dalam mengatur penyelenggaraan Negara.
Pancasila mengandung nilai-nilai yang penting dan berguna bagi keberlangsungan
hidup bangsa dan Negara Indonesia. Nilai-nilai tersebut hakikatnya merupakan
kebudayaan bangsa. Sehingga nilai-nilai tersebut semestinya menjadi rujukan
bersama bangsa Indonesia dalam penyelenggaraan Negara, memelihara keutuhan
bangsa dan melakukan perbaikan nasib bangsa. Nilai-nilai pancasila sesungguhnya merupakan
gambaran ideal mengenai kehidupan yang dicita-citakan oleh bangsa Indonesia.
Dalam hal ini, nilai-nilai tersebut berfungsi memberi arah mengenai kebaikan
bersama yang hendak diwujudkan dan menjadi patokan untuk menilai keberhasilan
upaya perbaikan terhadap bangsa. Pancasila sebagai nilai mengandung serangkaian
nilai, yaitu nilai ketuhanan, nilai kemanusiaan, nilai persatuan, nilai kerakyatan,
dan nilai keadilan. Kelima nilai tersebut merupakan satu kesatuan yang utuh dan
tidak bisa dipisahkan.
Bila dikaitkan dengan penerapan
nilai-nilai Pancasila dalam hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara
sebagai konsekuensi logis dari kesadaran kehendak, yang berawal dari dalam diri
atau pengekangan dari dalam, maka akan menimbulkan:
1. Rasa
Keimanan
Kesadaran kehendak tentang rasa
keimanan kepada Tuhan Yang Maha Esa, bahwa ada sesuatu di luar manusia, yang
menciptakan manusia dan segala isi alam semesta dan sekaligus memelihara dan
mengatur ciptaan-Nya. Dengan sila Ketuhanan Yang Maha Esa, bangsa Indonesia
menyatakan kepercayaan dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan
agama dan kepercayaannya masing-masing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan
beradab. Di dalam kehidupan masyarakat Indonesia dikembangkan sikap
hormat-menghormati dan bekerja sama antar pemeluk agama dan penganut yang
berbeda-beda, sehingga dapat selalu dibina kerukunan hidup di antara sesama
umat beragama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Tidak ada
pertentangan antara Pancasila dengan agama dan memang tidak perlu
dipertentangkan. Keduanya saling melengkapi, karena sila pertama
dilatarbelakangi oleh suasana religious keagamaan. Misalnya saja umat Islam
pada bulan Ramadhan menjalankan ibadah puasa, maka umat agama lain tetap
menghormati dengan tidak makan di depan umat Islam yang sedang berpuasa. Sadar
bahwa agama dan kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa adalah masalah yang menyangkut
hubungan pribadi dengan Tuhan Yang Maha Esa yang dipercayai dan diyakini, maka
dikembangkanlah sikap saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai
agama dan kepercayaannya dan tidak memaksanakan suatu agama dan kepercayaan itu
kepada orang lain.
2. Rasa
Kemanusiaan
Kesadaran akan kehendak tentang
kemanusiaan adalah jiwa yang merasakan bahwa manusia itu ingin selalu
berhubungan. Manusia yang satu memerlukan manusia yang lainnya dan sebaliknya,
maka manusia harus hidup bermasyarakat. Tanpa hidup bermasyarakat, manusia
tidak dapat memenuhi kebutuhannya. Masyarakat Indonesia saling membutuhkan satu
sama lain. Manusia dilahirkan sama, sebagai makhluk ciptaan Tuhan maka manusia
memiliki keterbatasan. Manusia diperlakukan sesuai dengan harkat dan martabatnya
sebagai mahluk Tuhan Yang Maha Esa, yang sama derajatnya, yang sama hak dan
kewajiban-kewajiban asasinya tanpa membeda-bedakan suku, keturunan, agama,
kepercayaan jenis kelamin, kedudukan sosial, warna kulit, dan sebagainya.
Karena itu dikembangkanlah sikap saling mencintai sesama manusia sikap tenggang
rasa serta sikap tidak semena-mena terhadap orang lain. Kemanusian yang adil
dan beradap berarti menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusian, gemar melakukan
kegiatan-kegiatan kemanusian dan berani membela kebenaran dan keadilan. Sadar
bahwa Manusia adalah sederajat, maka bangsa Indonesia merasa dirinya bagian
dari seluruh umat manusia, karena itu dikembangkanlah sikap hormat-menghormati
dan bekerjasama dengan bangsa-bangsa lain.
3. Rasa
Kebangsaan
Bangsa Indonesia
merupakan bagian dari bangsa-bangsa lain di dunia ini. Tetapi secara sadar
bangsa Indonesia mempunyai keunikan dan kekhasan sendiri yang membedakan dengan
lainnya. Menyadari hal ini maka bangsa Indonesia perlu hidup sejajar dan
sederajat, dan berdampingan secara damai dengan bangsa-bangsa lainnya.
Indonesia memiliki ketentuan dan peraturan sendiri yang perwujudannya adalah
persatuan Indonesia. Hal ini tercermin atau terwujud dalam hak-hak dan
kewajiban-kewajiban warga Negara. Nilai
persatuan indonesia mengandung makna usaha ke arah bersatu dalam kebulatan
rakyat untuk membina rasa nasionalisme dalam Negara Kesatuan Republik
Indonesia. Persatuan Indonesia sekaligus mengakui dan menghargai sepenuhnya
terhadap keanekaragaman yang dimiliki bangsa indonesia.
4. Rasa
Demokrasi
Manusia ingin diperhatikan dan berperan dalam kelompok
dari lingkungannya. Perasaan ingin memiliki dan berperan serta ini tercermin
dalam rasa demokrasi. Nilai
kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/ perwakilan mengandung makna
suatu pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat dengan cara
musyawarah mufakat melalui lembaga-lembaga perwakilan. Keputusan
disyahkan secara mufakat. Musyawarah untuk mencapai mufakat ini diliputi oleh
semangat kekeluargaan, yang merupakan ciri khas bangsa Indonesia. Manusia
Indonesia menghormati dan menjunjung tinggi setiap hasil keputusan musyawarah,
karena itu semua pihak yang bersangkutan menerima dan melaksanakan dengan
itikad baik dan rasa tanggungjawab.
5. Rasa
Keadilan
Rasa keadilan jika sesuatu yang menjadi milik orang lain diberikan
kepada yang memang miliknya, begitu pula sesuatu yang menjadi milik kita
diberikan kepada dirinya sendiri. Keadilan ini dikaitkan dengan segala aspek
kehidupan manusia dan masyarakat. Nilai Keadilan sosial bagi seluruh rakyat
indonesia mengandung makna sebagai dasar sekaligus tujuan, yaitu tercapainya
masyarakat Indonesia Yang Adil dan Makmur secara lahiriah atauun batiniah.
Nilai-nilai dasar itu sifatnya abstrak dan normatif. Karena sifatnya abstrak
dan normatif, isinya belum dapat dioperasionalkan. Agar dapat bersifat
operasional dan eksplisit, perlu dijabarkan ke dalam nilai instrumental.
C.
Penyimpangan
Nilai Pancasila
Bangsa Indonesia yang berdasarkan Pancasila, tidak lepas dari pengaruh
Globalisasi. Pancasila telah di akui oleh bangsa kita memiliki nilai-nilai
kehidupan yang luhur. Pancasila di gali dari budaya dan peradaban bangsa
Indonesia yang mengandung kebenaran dan nilai luhur bangsa. Pancasila sudah
ditetapkan sebagai ideology bangsa yang berarti menjadi pandangan hidup bangsa
yang menyentuh seluruh segi kehidupan bangsa. Dengan demikian, pancasila
menjadi landasan dan penyaring dalam menyerap dan menerapkan pengaruh asing.
Hal ini menimbulkan berbagai penyimpanngan disetiap unsure Pancasila.
Kasus
yang bertentangan dengan nilai sila pertama yaitu terjadinya bom bali yang
menewaskan banyak korban. Pelaku melakukan pengeboman dengan alasan berjihad,
tetapi hal tersebut jelas sangat bertentangan dengan
nilai pada sila pertama tentang Ketuhanan Yang Maha Esa yaitu menghilangkan
nyawa seseorang sekalipun alasannya adalah berjihad.
Perilaku penyimpangan pada
sila ke dua adalah ketidak adilan terhadap rakyat miskin oleh penguasa Negara.
Kemiskinan merupakan masalah kompleks yang di hadapi oleh seluruh pemerintahan
yang ada di dunia ini. Contoh kasus diatas hanyalah beberapa potret tentang ketidakadilan
pemerintah kepada rakyat miskin, tidak adanya tindak lanjut dari pemerintah
dalam memberi bantuan ataupun jaminan kepada rakyat miskin. Di Indonesia banyak
sekali daerah-daerah miskin yang tidak tercium oleh pemerintah. Gizi buruk
masih terjadi di lapisan masyarakat miskin. Hal ini disebabkan terutama oleh
cakupan perlindungan sosial bagi masyarakat miskin yang belum memadai. Bantuan
sosial juga sangat dibutuhkan oleh mereka seperti kepada orang-orang penyandang
cacat, lanjut usia, dan yatim piatu. Kasus ini adalah bentuk penyimpangan nilai
kemanusiaan. Kasus lain adalah Tragedi
kemanusiaan Trisakti. Demonstrasi mahasiswa untuk menuntut reformasi dan
pengunduran diri Presiden Soeharto melibatkan rakyat dari berbagai
lapisan. Salah satu momentum penting yang menjadi titik balik perjuangan
mahasiswa adalah peristiwa yang menewaskan empat mahasiswa Universitas
Trisakti, Elang Mulia Lesmana, Heri Hertanto, Hafidin Royan, dan Hendrawan Sie.
Mereka ditembak aparat keamanan saat melakukan aksi damai dan mimbar
bebas di kampus A Universitas Trisakti.
Sila Persatuan Indonesia,
menempatkan manusia Indonesia pada persatuan, kesatuan, serta kepentingan dan
keselamatan Bangsa dan Negara di atas kepentingan pribadi dan golongan. Namun
pada saat nilai sila ketiga ini mulai luntur, dimulai dari lepasnya Timor Timur
dari NKRI. Hal membuktikan bahwa persatuan masyarakat Indonesia sudah luntur. Selain
itu juga banyaknya aliran sesat yang muncul bisa memprovokatori masyarakat
Indonesia yang dominan mudah terhasut omongan yang tidak bertanggung jawab dan
menyebabkan perpecahan antar lapisan masyarakat.
Nilai kerakyatan yang
dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan mengandung
makna suatu pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat dengan cara
musyawarah mufakat melalui lembaga-lembaga perwakilan. Bukti adanya penyimpangan
terhadap sila keempat pancasila yaitu ulah para wakil rakyat yang memalukan dan
tidak amanah. Sering kali para wakil rakyat mempertontonkan perilaku yg
mencemaskan rakyat ketika menyelesaikan suatu masalah untuk kepentingan rakyat,
perang mulut sampai adu jotos itu diperagakan di depan kamera, itulah yang
disebut kedewasaan di dalam demokrasi, kebebasan berekspresi dan berpendapat
benar-benar diterapkan oleh anggotra DPR, karena memang DPR itu adalah sebagai
Wakil rakyat. Hal tersebut sangat jelas menyimpang dari amanat rakyat. Sama
halnya dengan anggota DPR dan MPR yang rapat di senayan dalam pembentukan
undang-undang ataupun rapat tahunan selalu banyak yang tidur.
Nilai
Keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia mengandung makna sebagai dasar
sekaligus tujuan, yaitu tercapainya masyarakat Indonesia Yang Adil dan Makmur
secara lahiriah atapun batiniah. Penyimpangan sila kelima antara lain yaitu
kemiskinan. Indonesia adalah sebuah negara yang penuh
paradoks. Negara ini subur dan kekayaan alamnya melimpah, namun sebagian cukup
besar rakyat tergolong miskin. Hal ini sebenarnya didasari oleh rendahnya
kualitas SDM Karena latar belakang pendidikan yang masih tergolong rendah dan
kualitas moral para pemimpin yang tidak baik. Maksudnya adalah ketidak merataan
pembangunan dibeberapa daerah sehingga beberapa wilayah di Indonesia memiliki
nilai kemiskinan yang rendah sedangkan daerah lainnya memiliki angka kemiskinan
yang tinggi. Jadi ini adalah bukti tidak adilnya pemerintah terhadap kehidupan
sosial masyarakat Indonesia yang menyebabkan kemiskinan.
KESIMPULAN
Pancasila mengandung unsur-unsur yang antara satu
unsure dengan yang lain saling berhubungan dan tidak dapat dipisahkan. Pancasila
sebagai nilai mengandung serangkaian nilai, yaitu nilai ketuhanan, nilai
kemanusiaan, nilai persatuan, nilai kerakyatan, dan nilai keadilan. Penerapan
nilai-nilai pancasila dalam kehidupan masyarakat sudah mulai memudar. Menanamkan
kembali nilai-nilai luhur Pancasila dalam sendi-sendi kehidupan masyarakat, dalam
berbangsa dan bernegara merupakan hal yang harus segera dilaksanakan sebelum
terjadi erupsi dan degradasi terhadap nilai-nilai Pancasila semakin dalam. Untuk itu, diperlukan upaya dan usaha dalam
menanamkan nilai-nilai pancasila, salah satunya melalui Pendidikan Pancasila
lewat generasi muda penerus bangsa. Melalui pendidikan diharapkan mampu
membentuk karakter pribadi penerus bangsa yang tidak goyah dan mudah rapuh oleh
derasnya arus globalisasi. Selain itu, perlu adanya aktualisasi nilai Pancasila
dalam kehidupan praksis yang sesuai dengan ideologi pancasila, nulai-nilai yang
terkandung dalam sila pancasila dengan menjaga konsistensi, relevansi dan
kontekstualisasinya.
DAFTAR PUSTAKA
Rukiyati, M.Hum.,dkk. 2008. Pendidikan Pancasila. Yogyakarta: UNY Press
Walfarianto. 2012. Pendidikan Kewarganegaraan 2. Yogyakarta: Andi Offset.
Widjaja. H.A.W. 2000. Penerapan Nilai-Nilai Pancasila dan HAM di Indonesia. Jakarta: PT
Rineka Cipta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar