Menurut Anderson dan Krathwohl (2001: 66-88) dimensi proses
kognitif terdiri atas beberapa tingkat yaitu:
1. Remember (Mengingat)
Mengingat
adalah kemampuan memperoleh kembali pengetahuan yang relevan dari memori jangka
panjang. Kategori Remember terdiri dari proses kognitif Recognizing
(mengenal kembali) dan Recalling (mengingat). Untuk menilai Remember,
siswa diberi soal yang berkaitan dengan proses kognitif Recognizing
(mengenal kembali) dan Recalling (mengingat).
a.
Recognizing (mengenal kembali).
Recognizing adalah memperoleh kembali pengetahuan yang relevan dari
memori jangka panjang kemudian membandingkannya dengan informasi yang tersaji.
Dalam Recognizing, siswa mencari potongan informasi dalam memori jangka
panjang yang identik atau hampir sama dengan informasi yang baru disampaikan.
Ketika menemui informasi baru, siswa menentukan mana informasi yang berkaitan
dengan pengetahuan yang sebelumnya diperoleh kemudian mencari yang cocok.
b.
Recalling (mengingat)
Recalling adalah memperoleh kembali pengetahuan yang sesuai dari
memori jangka panjang ketika merespon suatu masalah atau diberikan suatu
perintah. Perintah dapat berupa sebuah pertanyaan. Dalam Recalling,
siswa mencari sebagian informasi dalam memori jangka panjang, kemudian
membawanya untuk mengerjakan memori dimana informasi ini dapat diproses.
2. Understand (Memahami)
Memahami adalah kemampuan merumuskan makna dari pesan
pembelajaran dan mampu mengkomunikasikannya dalam bentuk lisan, tulisan maupun
grafik. Siswa mengerti ketika mereka mampu menentukan hubungan antara
pengetahuan yang baru diperoleh dengan pengetahuan mereka yang lalu. Kategori Understand
terdiri dari proses kognitif Interpreting (menginterpretasikan),
Exemplifying (memberi contoh), Classifying (mengklasifikasikan),
Summarizing (menyimpulkan), Inferring (menduga), Comparing (membandingkan),
dan Explaining (menjelaskan)
a.
Interpreting
(menginterpretasikan)
Interpreting adalah kemampuan siswa untuk mengubah informasi yang
disajikan dari satu bentuk ke bentuk yang lain. Interpreting dapat
berupa mengubah kalimat ke kalimat, gambar ke kalimat, angka ke kalimat,
kalimat ke angka, dan lain sebagainya.
b.
Exemplifying
(memberi contoh)
Exemplifying adalah kemampuan siswa untuk memberikan contoh yang
spesifik atau contoh mengenai konsep secara umum. Exemplifying dapat
pula berarti mengidentifikasi pengertian dari bagian-bagian pada konsep umum.
c.
Classifying
(mengklasifikasikan)
Classifying adalah ketika siswa mengetahui bahwa sesuatu merupakan
bagian dari suatu kategori. Classifying dapat diartikan pula sebagai
mendeteksi ciri atau pola yang menunjukkan bahwa ciri atau pola tersebut sesuai
dengan kategori tertentu atau konsep tertentu. Jika Exemplifying dimulai
dari konsep umum dan meminta siswa untuk mencari contoh khususnya, maka Classifying
dimulai dari contoh khusus dan meminta siswa untuk mencari konsep umumnya.
d.
Summarizing
(menyimpulkan)
Siswa dikatakan memiliki kemampuan Summarizing ketika
siswa dapat memberikan pernyataan tunggal yang menyatakan informasi yang
disampaikan atau topik secara umum.
e.
Inferring
(menduga)
Inferring berarti dapat mencari pola dari beberapa contoh kasus.
Siswa dikatakan memiliki kemampuan Inferring jika siswa dapat
membayangkan konsep atau prinsip yang merupakan bagian dari contoh dengan cara
mengkode karakteristik yang sesuai dari masing-masing contoh dan lebih penting
lagi dengan tidak ada hubungan antara contoh-contoh tersebut.
f.
Comparing
(membandingkan)
Comparing adalah kemampuan menunjukkan persamaan dan perbedaan
antara dua atau lebih objek. Comparing dapat juga diartikan sebagai
mencari korespondensi satu-satu antara objek yang satu dengan objek yang lain.
g.
Explaining
(menjelaskan)
Explaining adalah kemampuan merumuskan dan menggunakan model sebab
akibat sebuah sistem. Siswa yang memiliki kemampuan menjelaskan dapat menggunakan
hubungan sebab akibat antar bagian dalam suatu sistem.
3.
Apply (Menerapkan)
Menerapkan adalah kemampuan menggunakan prosedur untuk
menyelesaikan masalah. Siswa memerlukan latihan soal sehingga siswa terlatih
untuk mengetahui prosedur apa yang akan digunakan untuk menyelesaikan soal.
Kategori menerapkan (Apply) terdiri dari proses kognitif kemampuan
melakukan (Executing) dan kemampuan menerapkan (Implementing).
a.
Executing (melakukan)
Dalam Executing, jika siswa menemui soal yang sudah
dikenal, siswa akan mengetahui prosedur yang akan digunakan. Keadaan yang sudah
dikenal ini sering memberikan petunjuk kepada siswa mengenai cara apa yang akan
digunakan. Executing lebih cenderung kepada kemampuan menyelesaikan
masalah secara skill dan algoritma daripada kemampuan teknik dan metode. Skill
dan algoritma memiliki ciri sebagai berikut: 1) langkah pengerjaan soal lebih
berurutan 2) jika setiap langkah dikerjakan dengan benar, maka hasil yang akan
diperoleh juga pasti benar.
b.
Implementing (menerapkan)
Dalam Implementing, siswa memilih dan menggunakan
prosedur untuk menyelesaikan soal yang belum dikenal siswa. Karena itu, siswa
harus memahami benar masalah tersebut sehingga siswa dapat menemukan prosedur
yang tepat digunakan untuk menyelesaikan masalah tersebut. Implementing
berhubungan dengan dua kategori yang lain yaitu Understand dan Create.
Karena siswa belum mengenal soal yang dihadapi sehingga siswa belum mengetahui
prosedur apa yang akan digunakan. Karena itu, kemungkinan prosedur yang akan
digunakan bukan hanya satu, mungkin membutuhkan beberapa prosedur yang
dimodifikasi. Implementing berhubungan dengan teknik dan metode daripada
skill dan algoritma. Teknik dan metode memiliki dua ciri: 1) prosedur mungkin
lebih cenderung berupa flowchart daripada langkah yang berurutan, karena
itu prosedur memiliki beberapa titik tujuan, 2) jawaban mungkin tidak tunggal.
Jawaban yang tepat mungkin terjadi jika setiap langkah dilakukan dengan benar.
4.
Analyze (Menganalisis)
Menganalisis meliputi kemampuan untuk memecah suatu kesatuan
menjadi bagian-bagian dan menentukan bagaimana bagian-bagian tersebut
dihubungkan satu dengan yang lain atau bagian tersebut dengan keseluruhannya.
Analisis menekankan pada kemampuan merinci sesuatu unsur pokok menjadi
bagian-bagian dan melihat hubungan antar bagian tersebut. Di tingkat analisis,
seseorang akan mampu menganalisa informasi yang masuk dan membagi-bagi atau
menstrukturkan informasi ke dalam bagian yang lebih kecil untuk mengenali pola
atau hubungannya dan mampu mengenali serta membedakan faktor penyebab dan
akibat dari sebuah skenario yang rumit. Kategori Apply terdiri kemampuan
membedakan (Differentiating), mengorganisasi (Organizing) dan
memberi simbol (Attributing)
a.
Differentiating (membedakan)
Membedakan meliputi kemampuan membedakan bagian-bagian dari
keseluruhan struktur dalam bentuk yang sesuai.
b.
Organizing
(mengorganisasi)
Mengorganisasi meliputi kemampuan mengidentifikasi
unsur-unsur secara bersama-sama menjadi struktur yang saling terkait.
c.
Attributing (Memberi simbol)
Attributing adalah kemampuan siswa untuk
menyebutkan tentang sudut pandang, bias, nilai atau maksud dari suatu masalah
yang diajukan. Attributing membutuhkan pengetahuan dasar yang lebih agar
dapat menerka maksud dari inti permasalahan yang diajukan.
5.
Evaluate (Menilai)
Menilai didefinisikan sebagai kemampuan melakukan judgement
berdasar pada kriteria dan standar tertentu. Kriteria sering digunakan adalah
menentukan kualitas, efektifitas, efisiensi, dan konsistensi, sedangkan standar
digunakan dalam menentukan kuantitas maupun kualitas.
Evaluasi mencakup kemampuan untuk membentuk suatu pendapat mengenai sesuatu atau beberapa hal, bersama dengan pertanggungjawaban pendapat itu yang berdasar kriteria tertentu. Adanya kemampuan ini dinyatakan dengan memberikan penilaian terhadap sesuatu. Kategori menilai terdiri dari Checking (mengecek) dan Critiquing (mengkritik).
Evaluasi mencakup kemampuan untuk membentuk suatu pendapat mengenai sesuatu atau beberapa hal, bersama dengan pertanggungjawaban pendapat itu yang berdasar kriteria tertentu. Adanya kemampuan ini dinyatakan dengan memberikan penilaian terhadap sesuatu. Kategori menilai terdiri dari Checking (mengecek) dan Critiquing (mengkritik).
a.
Checking (mengecek)
Cheking
adalah kemampuan untuk mengetes konsistensi internal atau kesalahan pada
operasi atau hasil. mendeteksi keefektifan prosedur yang digunakan.
b.
Critiquing (mengkritik)
Critique
adalah kemampuan memutuskan hasil atau operasi berdasarkan criteria dan
standar tertentu. mendeteksi apakah hasil yang diperoleh berdasarkan suatu
prosedur menyelesaikan suatu masalah mendekati jawaban yang benar
6.
Create (Berkreasi)
Create
didefinisikan sebagai menggeneralisasi ide baru, produk atau cara pandang yang
baru dari sesuatu kejadian. Create di sini diartikan sebagai meletakkan
beberapa elemen dalam satu kesatuan yang menyeluruh sehingga terbentuklah dalam
satu bentuk yang koheren atau fungsional. Siswa dikatakan mampu Create
jika dapat membuat produk baru dengan merombak beberapa elemen atau bagian ke
dalam bentuk atau stuktur yang belum pernah diterangkan oleh guru sebelumnya.
Proses Create umumnya berhubungan dengan pengalaman belajar siswa yang
sebelumnya.
Proses
Create dapat dipecah mnjadi tiga fase yaitu: masalah diberikan, dimana
siswa mencoba untuk memahami soal, dan mengeluarkan solusi yang mungkin;
perencanaaan penyelesaian, di mana siswa memeriksa kemungkinan dan memikirkan
rancangan yang dilaksanakan; dan pelaksanaan penyelesian, di mana siswa berhasil
melaksanakan rencana. Karena itu, proses kreatif dapat diartikan sebagai awalan
yang memiliki fase yang berbeda di mana akan muncul kemungkinan penyelesaian
yang bermacam-macam sebagaimana yang dilakukan siswa yang mencoba untuk
memahami soal (Generating). Langkah ini dilanjutkan dengan langkah yang
mengerucut, dimana siswa memikirkan metode penyelesaian dan menggunakannya
dalam rancangan kegiatan (Planning). Terakhir, rencana dilaksanakan
dengan cara siswa menyusun penyelesaian (Producing).
Sedangkan
dimensi pengetahuan terdiri atas pengetahuan faktual (factual knowledge),
pengetahuan konseptual (conceptual knowledge), pengetahuan prosedural (procedural
knowledge), dan pengetahuan metakognisi (metacognitive knowledge).
Pengetahuan faktual adalah pengetahuan dasar yang harus diketahui siswa
sehingga siswa mampu memahami suatu masalah atau memecahkan masalah
tersebut. Pengetahuan konseptual adalah pengetahuan-pengetahuan dasar
yang saling berhubungan dan dengan struktur yang lebih besarÂ
sehingga dapat digunakan secara bersama-sama. Pengetahuan prosedural
adalah pengetahuan mengenai bagaimana untuk melakukan sesuatu ; metode
untuk mencari sesuatu , suatu pengetahuan yang mengutamakan kemampuan,
algoritma, teknik dan metode. Pengetahuan metakognisi adalah pengetahuan yang
melibatkan pengetahuan kognitif secara umum. (Anderson dan Krathwohl,
2001:45-56). Pada penelitian ini hanya akan dibahas Revised Bloom’s
Taxonomy dari salah satu dimensi saja yaitu dimensi proses kognitif (the
cognitive process dimension).
Perbandingan
Taksonomi Bloom Lama dan Taksonomi Bloom Revisi
Dahulu
kita mengenal klasifikasi secara hirarkhis terhadap ranah kognitif Bloom
menjadi enam tingkatan, mulai dari C1 sampai C6. Klasifikasi hirarkhis itu
masih digunakan lagi dalam revisi taksonomi Bloom tersebut sekalipun dengan
nomen yang sedikit berbeda. Ada hal yang sama sekali baru dalam taksonomi Bloom
yang baru ini. Sistem hirarkhis yang dulu digunakan dalam Bloom dari C1 sampai
C6 merupakan salah satu dimensi dalam klasifikasi tersebut, yaitu dimensi
proses kognitif. Hanya saja dalam dimensi proses kognitif, pada taksonomi yang
baru mengalami revisi seperti yang akan diuraikan berikut ini.
Tingkatan Ranah Kognitif
|
Lama
|
Baru/ Dimensi
|
C1
|
Knolwdge (pengetahuan)
|
Remember
|
C2
|
Understand (pemahaman)
|
Understand
|
C3
|
Apply (penerapan)
|
Apply
|
C4
|
Analyze (analisis)
|
Analyze
|
C5
|
Synthesis (sintesis)
|
Evaluate
|
C6
|
Evaluate (evaluasi)
|
Create
|
Tabel di atas menunjukkan secara
singkat perbedaan C1 sampai dengan C6 secara singkat.
Hal
yang sama sekali baru adalah munculnya dimensi yang lain dalam taksonomi Bloom,
yaitu dimensi pengetahuan kognitif. Dimensi pengetahuan kognitif dibedakan pula
secara hirarkhis menjadi empat kategori yaitu: pengetahuan faktual, pengetahuan
konseptual, pengetahuan prosedural, serta pengetahuan metakognitif.
Dimensi Pengetahuan
1. Pengetahuan faktual (Factual
knowledge):
a. Pengetahuan terminologi (knowledge
of terminology.
b. Pengetahuan detail dan unsur-unsur
(kejadian, subyek, waktu, detail tertentu)
2. Pengetahuan konseptual (conceptual
knowledge)
a. Pengetahuan klasifikasi dan kategori
(knowledge of classification and categories).
b. Pengetahuan prinsip dan generalisasi
(knowledge of principles and generalization)
c. Pengetahuan teori, model, dan
struktur (knowledge of theories, models, and structures)
3. Pengetahuan prosedural (procedural
knowledge)
a. Pengetahuan tentang keterampilan
bidang tertentu dan algoritma (knowledge of subject specific skills and
algorithms).
b. Pengetahuan tentang teknik dan
metode pada bidang tertentu (knowledge of subject specific techniques and
methods)
c. Pengetahuan kriteria penggunaan
prosedur secara tepat (knowledge of criteria for determining when to use
appropriate procedures )
4. Pengetahuan metakognitif
(metacognitive knowledge)
a.
Pengetahuan
strategi (strategic knowledge).
b.
Pengetahuan
tugas kognitif, termasuk pengetahuan konteks dan kondisi (knowledge about cognitive
task, including contextual and conditional knowledge)
c.
Pengetahuan
tentang diri sendiri (self-knowledge)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar