Welcome to my blog !

Sabtu, 29 Desember 2012

Autobiografiku



            Halooo readers sekalian gimana kabar kalian hari ini? Selamat datang di blog saya ini yaa.. Mohon maaf sebelumnya jika di dalam blog ku ini banyak sekali kekurangan, maklum baru belajar. Oiya sebelumnya kenalan dulu ya, seperti kata pepatah tak kenal maka kenalan dong hehe ^^
          Perkenalkan namaku Bibit Dwi Prastyorini.
Perkenalkan namaku Bibit Dwi Prastyorini. Saya merupakan anak pertama dari 3 bersaudara. Saya mempunyai dua orang adik, satu adik perempuan bernama Bekti Sri Rahayu yang beda 4 tahun dari saya dan satu lagi adik laki-laki namanya Rovi Yoga Susilo dan berbeda 5 tahun dari adikku yang pertama. Saya ini perempuan asli loh, tapi banyak yang bilang, dilihat dari nama depan Bibit itu nama untuk anak laki-laki. Namaku ini juga punya sejarah sendiri. Mau tahu bagaimana sejarah nama saya terlahir? Saya ceritakan sedikit ya. Tempo dulu sebelum saya lahir di dunia ini, sebenarnya terlahir lebih dulu seorang bayi perempuan yang sangat cantik. Benar, bayi tersebut kakak perempuan saya. Kakak saya terlahir normal dan sehat seperti bayi-bayi pada umumnya. Tetapi, pada saat kakak saya kira-kira berumur 7 bulanan, dia sakit. Awalnya cuma batuk dan orang tua saya mengira itu hanya batuk biasa dan nanti setelah minum obat juga sembuh. Tetapi ternyata batuk tersebut terus berlanjut hingga kakak saya dibawa ke RS tapi tak kunjung sembuh juga dan sekarang dia sudah tenang berada disisi Tuhan.
Masa kecil
          Setahun setelah itu tiba saatnya saya melihat dunia yang indah ini. Yuup, saya terlahir pada tanggal 1 September 1993. Saya dilahirkan oleh seorang Ibu yang bernama Dwi Purwati dari seorang Ayah bernama Parmin. Kata orang tua saya sih saya lahir di malam hari, dan konon ceritanya jika anak yang lahir pada malam hari maka dia tidak takut pada suasana malam. Tapi kenyataannya saya takut malam tuh, apalgi sendiri. Kembali ke sejarah nama saya tadi, Ayah saya yang mencetuskan nama saya ini pernah bilang tentang arti namaku. “Bibit” berarti benih atau pertama. Kenapa mengambil nama Bibit? Karena saya merupakan anak pertama yang hidup dan diharapkan untuk terus tumbuh dan kelak berguna bagi orang-orang disekitarku. “Dwi” yang dalam urutan nama kejawen berarti kedua. Jika ditelusur dari cerita tadi, sebenarnya saya merupakan anak ke dua. Prastyorini yang berarti “tuhu” atau setia yang diharapkan agar setia kepada orang tua. Meskipun waktu kecil nama saya sering dikatain oleh teman-teman dan sempat juga merasa malu mempunyai nama seperti anak laki-laki tetapi setelah tahu arti nama saya seindah itu menurut saya, sekarang saya merasa bangga dengan nama itu.
          Taman kanak-kanak, saya belajar di TK Pertiwi yang letaknya tidak jauh dari rumahku. Pada saat itu saya hanya punya satu teman dekat, Candra Widodo. Sahabat laki-laki yang dekat denganku karena rumah kami sangat berdekatan. Dulu sebelum rumah kami direnovasi, rumah kami bertolak belakang, rumahku menghadap selatan sedangkan rumahnya menghadap utara. Hanya terpisah jalan kecil yang hanya muat untuk jalan satu orang. Ada satu kejadian yang tidak akan pernah ku lupakan. Jadi ketika kami baru masuk taman kanak-kanak, kami tidak tahu apa-apa tentang bersekolah. Saat hari pertama, kami berangkat sekolah diantar oleh ibu kami masing-masing. Selepas kami sedang belajar, orang tua kami pun pulang kerumah. Ketika jam istirahat semua anak keluar dari kelas dan bermain dengan teman-temannya. Saya dan Candra hanya duduk dan memperhatikan anak-anak yang sedang bermain. Karena baru hari pertama, kami belum berani untuk ikut bermain. Lama-lama bosan juga dan akhirnya kami memutuskan untuk pulang kerumah. Sesampainya dirumah kami ditanya oleh ibu kenapa sudah pulang. Kami menjawab dengan wajah polos jika kami pulang kerumah karena bosan. Ibu kami pun tertawa dan bilang kalau kami sudah membolos. Itu merupakan ulah membolos kami yang pertama kali dan tidak akan saya lupakan. Sekarang sahabat kecilku sudah tumbuh besar dan hubungan kami tidak seperti waktu masih kecil. Mungkin karena saat SMP dan SMA kita berbeda jadi jarang bersama. Tapi dia tetap sahabat kecilku.
          Saat SD saya belajar di SD 3 Sitiadi. Sebenarnya SD 1 merupakan SD unggulan di daerahku, tetapi orang tuaku memasukkanku di SD 3 karena letaknya yang tidak menyebrang jalan raya. Saya mempunyai 4 orang sahabat yang kemana-mana kami pasti selalu bersama. Masa sekolah dasarpun berakhir dan dilanjutkan Sekolah Menengah Pertama. Alkhamdulillah saya masuk SMP favorit di daerahku yang letaknya berdampingan dengan SDku dulu. SMP 1 Puring yang sangat banyak peminat untuk masuk di sekolah tersebut. Saya tidak menyangka bisa masuk daftar nama siswa yang diterima karena melihat dari kemampuan siswa SD lain dan persaingan sangat berat. Saat tes seleksi saya duduk dengan seorang anak perempuan yang ternyata saat pengumuman penerimaan, nomor peserta dia dulu yang dipanggil. Pertama saya pesimis bisa masuk SMP favorit , tetapi saya ingat pesan ayah “kamu pasti bisa, ingat usaha kerasmu belajar siang malam hanya untuk masuk SMP favorit. Ya, saya belajar keras saat akan ujian nasional SD. Dulu ujian nasional bertambah satu mata pelajaran yaitu IPA pertama kali dilakukan pada angkatan saya. Siang les dari sekolah dan malamnya dilanjutkan les bersama teman-teman dengan guru pembimbing dari guru SMP 1. Kami memilih guru tersebut karena guru tersebut lebih tahu kriteria soal yang seperti apa yang akan keluar pada saat tes seleksi penerimaan siswa baru. Dan hasilnya tidak mengecewakan, saya dan beberapa teman lain yang mengikuti les tersebut bisa lolos seleksi. Senang sekali pada saat nomor pesertaku dipanggil dan masuk dikelas 7D. Jika ada senang pasti ada sedih, ternyata dua sahabatku belum beruntung. Mereka tidak lolos tes seleksi dan akhirnya mereka berdua masuk Sekolah Madrasah bersama. Meski tidak bisa bersama sahabatku yang dulu, saya yakin pasti di sini saya akan mendapatkan sahabat lebih banyak lagi. Benar saja, saya mempunyai 3 orang sahabat yang selalu dekat denganku. Dewi, Nur dan Ika. Kita berempat dipertemukan di kelas 7D. Sistem kelas SMPku, pembagian kelas dilakukan dengan cara acak. Dan ternyata dari kelas 7 sampai kelas 9 kami selalu di kelas yang sama. 

          Saya melanjutkan di SMA Karanganyar pada tahun 2008 dan alkhamdulillah pada tahun 2011 saya bisa melanjutkan lagi kuliah dengan mengambil program studi S1 PGSD di Universitas PGRI Yogyakarta.
Sekian :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar