Welcome to my blog !

Minggu, 23 Desember 2012

Tugas Esai Pancasila



LUNTURNYA NILAI PANCASILA DI ERA GLOBALISASI
 oleh: Bibit Dwi Prastyorini
A.      Nilai
Pancasila di dalamnya mengandung nilai-nilai universal (umum) yang dikembangkan dan berkembang dalam pribadi manusia-manusia sesuai dengan kodratnya, sebagai makhluk pribadi dan makhluk sosial. Dalam kehidupan, manusia selalu terikat dengan nilai.

Dalam Kamus Purwadarminta dikatakan nilai adalah: a) harga dalam hal taksiran, misalnya nilai intan, b) harga sesuatu, misalnya uang, c) angka kepandaian, d) kadar, mutu, e) sifat-sifat atau hal-hal yang penting atau berguna bagi kemanusiaan, misal:nilai-nilai agama.
 Menurut Plato nilai merupakan dunia konsep, dunia ide, dunia universal dan dunia nilai merupakan dunia senyatanya dan tetap. Hakekat nilai lebih utama dari pada pemahaman psikologis. Pendapat lain menyatakan bahwa, nila hanya ditentukan oleh subyek yang menilai dan obyek yang dinilai. Misal batu permata intan. Intan memang mempunyai nilai, tetapi nilai intan itu baru menjadi kenyataan jika ada subyek yang menilainya. Selama belum ada yang subyek yang menilai, maka obyek tersebut tidak bernilai. Demikian nilai dari sesuatu atau hal ditentukan oleh hasil interaksi antara subyek yang menilai dan obyek yang dinilai.
Nilai hakikatnya melekat pada subyek yang menilai, bukan obyek yang dinilai karena pandangan masing-masing orang pada satu obyek berbeda-beda. Miasalnya pemandangan pegunungan. Ada yang berpendapat bahwa pemandangan tersebut sangat indah, ada juga orang yang berpendapat bahwa pemandangan tersebut biasa-biasa saja. Hal ini membuktikan nilai tidak melekat pada obyek.
      B.      Kandungan Nilai-Nilai Pancasila
Hakikat Pancasila adalah Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa dan Pancasila sebagai dasar Negara. Pancasila sebagai dasar Negara merupakan nilai dasar dalam mengatur penyelenggaraan Negara. Pancasila mengandung nilai-nilai yang penting dan berguna bagi keberlangsungan hidup bangsa dan Negara Indonesia. Nilai-nilai tersebut hakikatnya merupakan kebudayaan bangsa. Sehingga nilai-nilai tersebut semestinya menjadi rujukan bersama bangsa Indonesia dalam penyelenggaraan Negara, memelihara keutuhan bangsa dan melakukan perbaikan nasib bangsa.  Nilai-nilai pancasila sesungguhnya merupakan gambaran ideal mengenai kehidupan yang dicita-citakan oleh bangsa Indonesia. Dalam hal ini, nilai-nilai tersebut berfungsi memberi arah mengenai kebaikan bersama yang hendak diwujudkan dan menjadi patokan untuk menilai keberhasilan upaya perbaikan terhadap bangsa. Pancasila sebagai nilai mengandung serangkaian nilai, yaitu nilai ketuhanan, nilai kemanusiaan, nilai persatuan, nilai kerakyatan, dan nilai keadilan. Kelima nilai tersebut merupakan satu kesatuan yang utuh dan tidak bisa dipisahkan.
Bila dikaitkan dengan penerapan nilai-nilai Pancasila dalam hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara sebagai konsekuensi logis dari kesadaran kehendak, yang berawal dari dalam diri atau pengekangan dari dalam, maka akan menimbulkan:
      1.      Rasa Keimanan
Kesadaran kehendak tentang rasa keimanan kepada Tuhan Yang Maha Esa, bahwa ada sesuatu di luar manusia, yang menciptakan manusia dan segala isi alam semesta dan sekaligus memelihara dan mengatur ciptaan-Nya. Dengan sila Ketuhanan Yang Maha Esa, bangsa Indonesia menyatakan kepercayaan dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab. Di dalam kehidupan masyarakat Indonesia dikembangkan sikap hormat-menghormati dan bekerja sama antar pemeluk agama dan penganut yang berbeda-beda, sehingga dapat selalu dibina kerukunan hidup di antara sesama umat beragama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Tidak ada pertentangan antara Pancasila dengan agama dan memang tidak perlu dipertentangkan. Keduanya saling melengkapi, karena sila pertama dilatarbelakangi oleh suasana religious keagamaan. Misalnya saja umat Islam pada bulan Ramadhan menjalankan ibadah puasa, maka umat agama lain tetap menghormati dengan tidak makan di depan umat Islam yang sedang berpuasa. Sadar bahwa agama dan kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa adalah masalah yang menyangkut hubungan pribadi dengan Tuhan Yang Maha Esa yang dipercayai dan diyakini, maka dikembangkanlah sikap saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai agama dan kepercayaannya dan tidak memaksanakan suatu agama dan kepercayaan itu kepada orang lain.
      2.      Rasa Kemanusiaan
Kesadaran akan kehendak tentang kemanusiaan adalah jiwa yang merasakan bahwa manusia itu ingin selalu berhubungan. Manusia yang satu memerlukan manusia yang lainnya dan sebaliknya, maka manusia harus hidup bermasyarakat. Tanpa hidup bermasyarakat, manusia tidak dapat memenuhi kebutuhannya. Masyarakat Indonesia saling membutuhkan satu sama lain. Manusia dilahirkan sama, sebagai makhluk ciptaan Tuhan maka manusia memiliki keterbatasan. Manusia diperlakukan sesuai dengan harkat dan martabatnya sebagai mahluk Tuhan Yang Maha Esa, yang sama derajatnya, yang sama hak dan kewajiban-kewajiban asasinya tanpa membeda-bedakan suku, keturunan, agama, kepercayaan jenis kelamin, kedudukan sosial, warna kulit, dan sebagainya. Karena itu dikembangkanlah sikap saling mencintai sesama manusia sikap tenggang rasa serta sikap tidak semena-mena terhadap orang lain. Kemanusian yang adil dan beradap berarti menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusian, gemar melakukan kegiatan-kegiatan kemanusian dan berani membela kebenaran dan keadilan. Sadar bahwa Manusia adalah sederajat, maka bangsa Indonesia merasa dirinya bagian dari seluruh umat manusia, karena itu dikembangkanlah sikap hormat-menghormati dan bekerjasama dengan bangsa-bangsa lain.
      3.      Rasa Kebangsaan
Bangsa Indonesia merupakan bagian dari bangsa-bangsa lain di dunia ini. Tetapi secara sadar bangsa Indonesia mempunyai keunikan dan kekhasan sendiri yang membedakan dengan lainnya. Menyadari hal ini maka bangsa Indonesia perlu hidup sejajar dan sederajat, dan berdampingan secara damai dengan bangsa-bangsa lainnya. Indonesia memiliki ketentuan dan peraturan sendiri yang perwujudannya adalah persatuan Indonesia. Hal ini tercermin atau terwujud dalam hak-hak dan kewajiban-kewajiban warga Negara. Nilai persatuan indonesia mengandung makna usaha ke arah bersatu dalam kebulatan rakyat untuk membina rasa nasionalisme dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia. Persatuan Indonesia sekaligus mengakui dan menghargai sepenuhnya terhadap keanekaragaman yang dimiliki bangsa indonesia.
      4.      Rasa Demokrasi
Manusia  ingin diperhatikan dan berperan dalam kelompok dari lingkungannya. Perasaan ingin memiliki dan berperan serta ini tercermin dalam rasa demokrasi. Nilai kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam  permusyawaratan/ perwakilan mengandung makna suatu pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat dengan cara musyawarah mufakat melalui lembaga-lembaga perwakilan. Keputusan disyahkan secara mufakat. Musyawarah untuk mencapai mufakat ini diliputi oleh semangat kekeluargaan, yang merupakan ciri khas bangsa Indonesia. Manusia Indonesia menghormati dan menjunjung tinggi setiap hasil keputusan musyawarah, karena itu semua pihak yang bersangkutan menerima dan melaksanakan dengan itikad baik dan rasa tanggungjawab.
      5.      Rasa Keadilan
Rasa keadilan jika sesuatu yang menjadi milik orang lain diberikan kepada yang memang miliknya, begitu pula sesuatu yang menjadi milik kita diberikan kepada dirinya sendiri. Keadilan ini dikaitkan dengan segala aspek kehidupan manusia dan masyarakat. Nilai Keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia mengandung makna sebagai dasar sekaligus tujuan, yaitu tercapainya masyarakat Indonesia Yang Adil dan Makmur secara lahiriah atauun batiniah. Nilai-nilai dasar itu sifatnya abstrak dan normatif. Karena sifatnya abstrak dan normatif, isinya belum dapat dioperasionalkan. Agar dapat bersifat operasional dan eksplisit, perlu dijabarkan ke dalam nilai instrumental.
      C.      Penyimpangan Nilai Pancasila
Bangsa Indonesia yang berdasarkan Pancasila, tidak lepas dari pengaruh Globalisasi. Pancasila telah di akui oleh bangsa kita memiliki nilai-nilai kehidupan yang luhur. Pancasila di gali dari budaya dan peradaban bangsa Indonesia yang mengandung kebenaran dan nilai luhur bangsa. Pancasila sudah ditetapkan sebagai ideology bangsa yang berarti menjadi pandangan hidup bangsa yang menyentuh seluruh segi kehidupan bangsa. Dengan demikian, pancasila menjadi landasan dan penyaring dalam menyerap dan menerapkan pengaruh asing. Hal ini menimbulkan berbagai penyimpanngan disetiap unsure Pancasila.
Kasus yang bertentangan dengan nilai sila pertama yaitu terjadinya bom bali yang menewaskan banyak korban. Pelaku melakukan pengeboman dengan alasan berjihad, tetapi hal tersebut jelas sangat bertentangan dengan nilai pada sila pertama tentang Ketuhanan Yang Maha Esa yaitu menghilangkan nyawa seseorang sekalipun alasannya adalah berjihad.
Perilaku penyimpangan pada sila ke dua adalah ketidak adilan terhadap rakyat miskin oleh penguasa Negara. Kemiskinan merupakan masalah kompleks yang di hadapi oleh seluruh pemerintahan yang ada di dunia ini. Contoh kasus diatas hanyalah beberapa potret tentang ketidakadilan pemerintah kepada rakyat miskin, tidak adanya tindak lanjut dari pemerintah dalam memberi bantuan ataupun jaminan kepada rakyat miskin. Di Indonesia banyak sekali daerah-daerah miskin yang tidak tercium oleh pemerintah. Gizi buruk masih terjadi di lapisan masyarakat miskin. Hal ini disebabkan terutama oleh cakupan perlindungan sosial bagi masyarakat miskin yang belum memadai. Bantuan sosial juga sangat dibutuhkan oleh mereka seperti kepada orang-orang penyandang cacat, lanjut usia, dan yatim piatu. Kasus ini adalah bentuk penyimpangan nilai kemanusiaan. Kasus lain adalah  Tragedi kemanusiaan Trisakti. Demonstrasi mahasiswa untuk menuntut reformasi dan pengunduran diri Presiden Soeharto melibatkan rakyat dari berbagai lapisan. Salah satu momentum penting yang menjadi titik balik perjuangan mahasiswa adalah peristiwa yang menewaskan empat mahasiswa Universitas Trisakti, Elang Mulia Lesmana, Heri Hertanto, Hafidin Royan, dan Hendrawan Sie. Mereka ditembak aparat keamanan saat melakukan aksi damai dan mimbar bebas di kampus A Universitas Trisakti.
Sila Persatuan Indonesia, menempatkan manusia Indonesia pada persatuan, kesatuan, serta kepentingan dan keselamatan Bangsa dan Negara di atas kepentingan pribadi dan golongan. Namun pada saat nilai sila ketiga ini mulai luntur, dimulai dari lepasnya Timor Timur dari NKRI. Hal membuktikan bahwa persatuan masyarakat Indonesia sudah luntur. Selain itu juga banyaknya aliran sesat yang muncul bisa memprovokatori masyarakat Indonesia yang dominan mudah terhasut omongan yang tidak bertanggung jawab dan menyebabkan perpecahan antar lapisan masyarakat.
Nilai kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan mengandung makna suatu pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat dengan cara musyawarah mufakat melalui lembaga-lembaga perwakilan. Bukti adanya penyimpangan terhadap sila keempat pancasila yaitu ulah para wakil rakyat yang memalukan dan tidak amanah. Sering kali para wakil rakyat mempertontonkan perilaku yg mencemaskan rakyat ketika menyelesaikan suatu masalah untuk kepentingan rakyat, perang mulut sampai adu jotos itu diperagakan di depan kamera, itulah yang disebut kedewasaan di dalam demokrasi, kebebasan berekspresi dan berpendapat benar-benar diterapkan oleh anggotra DPR, karena memang DPR itu adalah sebagai Wakil rakyat. Hal tersebut sangat jelas menyimpang dari amanat rakyat. Sama halnya dengan anggota DPR dan MPR yang rapat di senayan dalam pembentukan undang-undang ataupun rapat tahunan selalu banyak yang tidur.
Nilai Keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia mengandung makna sebagai dasar sekaligus tujuan, yaitu tercapainya masyarakat Indonesia Yang Adil dan Makmur secara lahiriah atapun batiniah. Penyimpangan sila kelima antara lain yaitu kemiskinan. Indonesia adalah sebuah negara yang penuh paradoks. Negara ini subur dan kekayaan alamnya melimpah, namun sebagian cukup besar rakyat tergolong miskin. Hal ini sebenarnya didasari oleh rendahnya kualitas SDM Karena latar belakang pendidikan yang masih tergolong rendah dan kualitas moral para pemimpin yang tidak baik. Maksudnya adalah ketidak merataan pembangunan dibeberapa daerah sehingga beberapa wilayah di Indonesia memiliki nilai kemiskinan yang rendah sedangkan daerah lainnya memiliki angka kemiskinan yang tinggi. Jadi ini adalah bukti tidak adilnya pemerintah terhadap kehidupan sosial masyarakat Indonesia yang menyebabkan kemiskinan.

KESIMPULAN
Pancasila mengandung unsur-unsur yang antara satu unsure dengan yang lain saling berhubungan dan tidak dapat dipisahkan. Pancasila sebagai nilai mengandung serangkaian nilai, yaitu nilai ketuhanan, nilai kemanusiaan, nilai persatuan, nilai kerakyatan, dan nilai keadilan. Penerapan nilai-nilai pancasila dalam kehidupan masyarakat sudah mulai memudar. Menanamkan kembali nilai-nilai luhur Pancasila dalam sendi-sendi kehidupan masyarakat, dalam berbangsa dan bernegara merupakan hal yang harus segera dilaksanakan sebelum terjadi erupsi dan degradasi terhadap nilai-nilai Pancasila semakin dalam. Untuk itu, diperlukan upaya dan usaha dalam menanamkan nilai-nilai pancasila, salah satunya melalui Pendidikan Pancasila lewat generasi muda penerus bangsa. Melalui pendidikan diharapkan mampu membentuk karakter pribadi penerus bangsa yang tidak goyah dan mudah rapuh oleh derasnya arus globalisasi. Selain itu, perlu adanya aktualisasi nilai Pancasila dalam kehidupan praksis yang sesuai dengan ideologi pancasila, nulai-nilai yang terkandung dalam sila pancasila dengan menjaga konsistensi, relevansi dan kontekstualisasinya.



DAFTAR PUSTAKA
Rukiyati, M.Hum.,dkk. 2008. Pendidikan Pancasila. Yogyakarta: UNY Press
Walfarianto. 2012. Pendidikan Kewarganegaraan 2. Yogyakarta: Andi Offset.
Widjaja. H.A.W. 2000. Penerapan Nilai-Nilai Pancasila dan HAM di Indonesia. Jakarta: PT Rineka Cipta.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar